5709.2025 Kelayakan Score Early Warning System Sebagai Prediktor Pemindahan Pasien Keluar dari Ruang Intensive Care Unit ke Bangsal di Rumah Sakit Umum Islam Cawas
Abstract
Latar Belakang
Instalasi perawatan intensif (intensive care unit/ICU) memainkan peran penting dalam pelayanan perawatan intensif dan untuk itu, sirkulasi keluar-masuk pasien harus dipastikan agar penggunaan tempat tidur ICU tepat guna dan tidak menyebabkan kemacetan dalam admisi pasien. Akan tetapi, tidak jarang ditemukan mortalitas di bangsal pasca pemindahan dari ruang ICU sehingga perlu readmisi kembali ke ICU. Readmisi ICU, meskipun jarang terjadi, akan memberikan beban psikologis yang bermakna kepada keluarga pasien. Praktik ini juga memposisikan pasien dalam bahawa karena kesalahan ini dapat memberikan konsekuensi yang tidak diharapkan serta pelanggan kode etik kedokteran. Skoring early warning system (EWS) belakangan diusung menjadi sebuah penilaian dalam menentukan pemindahan pasien dari ICU.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan sistem skoring EWS dalam memprediksi luaran pasien setelah keluar dari ICU yang meliputi mortalitas dan readmisi pasien.
Metode
Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional analisis yang dilaksanakan di ruang rawa ICU Rumah Sakit Umum (RSU) Islam Cawas. Adapun pasien-pasien yang diinklusi dalam penelitian ini harus berusia lebih dari 18 tahun dan memiliki catatan medis lengkap. Untuk pasien hamil dan kasus keganasan stadium akhir tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Luaran utama pada penelitian ini adalah kondisi pasien pasca keluar dari ruang ICU yang dijabarkan menjadi pasien pulang, readmisi ICU, dan mortalitas di bangsal. Variable of interest utama pada penelitian ini adalah skor EWS terakhir sebelum pemindahan dari ruang ICU ke bangsal. Analisa statistik pada penelitian ini akan menggunkan SPSS ver. 26.0. Data-data pasien akan dibagi berdasarkan skor EWS >4 dan ≤4 dan persebaran data diuji kembali. Setelahnya, data numerik dengan sebaran parametrik akan diuji perbedaannya dengan uji T indenpenden, sedangkan pada sebaran data non-parametrik akan diuji dengan uji Mann-Whitney. Pada data nominal atau kategorik, perbedaannya akan diuji denagn uji chi-square atau Fisher exact jika lebih dari 20% perhitungan cell count kurang dari 5. Untuk mendapatkan titik potong optimal nilai EWS, receiver operating characteristic (ROC) akan digunakan. Untuk menguji kelayakan sistem skoring EWS, maka kedua model (dengan titik potong 4 dan titik potong berdasarkan analisa ROC) akan diuji dengan uji regresi logistik bersama dengan variabel lainnya. Uji ini akan dilakukan secara terpisah dengan harapan didapatkan model statistik terbaik. Signifikansi dinyatakan pada p <0,05. Hasil analisa regresi logistik akan dinyatakan dalam bentuk odds ratio (OR) beserta 95%CI. Untuk menentukan model titik potong EWS terbaik, maka model regresi logistik yang berbeda tersebut akan diuji dengan Akaike information criterion (AIC) dengan hasil yang paling rendah merupakan model terbaik.