5620.2025 PREDIKTOR PERILAKU PENCEGAHAN CEDERA ANESTESI BERBASIS TEORI HEALTH BELIEF MODEL
Abstract
Rumah sakit adalah fasilitas yang menyediakan pelayanan kesehatan yang melibatkan banyak profesi dan peralatan medis yang kompleks, dengan tujuan untuk memastikan keselamatan pasien. Salah satu aspek penting dalam pelayanan rumah sakit adalah anestesi, yang meskipun umumnya dianggap aman, tetap memiliki risiko cedera yang dapat terjadi akibat kesalahan dalam pemberian anestesi. Cedera ini dapat bersifat fisik, seperti gangguan pernapasan atau saraf, atau komplikasi jangka panjang yang lebih serius. Beberapa penyebab cedera anestesi termasuk kesalahan dalam teknik anestesi, pemilihan dosis obat yang tidak tepat, reaksi alergi terhadap obat, serta ketidaktepatan pemantauan selama prosedur.
Studi menunjukkan bahwa meskipun insiden cedera serius akibat anestesi relatif rendah, komplikasi ringan seperti mual dan muntah pasca-anestesi cukup sering terjadi. Berdasarkan penelitian, risiko cedera serius dari prosedur anestesi di berbagai negara dapat berkisar antara 1 dari 5.000 hingga 1 dari 30.000 prosedur (Bates et al., 2017; Parker et al., 2020). Insiden cedera ini dapat dikurangi melalui peningkatan teknik anestesi, pemantauan yang lebih baik, serta kesadaran lebih tinggi terhadap keselamatan pasien. Dalam konteks ini, pendekatan pencegahan yang holistik, seperti pelatihan profesional medis dan penggunaan teknologi pemantauan yang tepat, sangat diperlukan untuk mengurangi risiko cedera anestesi dan meningkatkan keselamatan pasien.
Health Belief Model (HBM) adalah teori psikologi yang digunakan untuk memahami perilaku individu dalam konteks kesehatan. Teori ini menyatakan bahwa perilaku kesehatan individu dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap kerentanannya terhadap masalah kesehatan, keparahan masalah tersebut, manfaat tindakan preventif, serta hambatan yang mungkin dihadapi. Dalam konteks pencegahan cedera anestesi, model ini dapat digunakan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku perawat atau penata anestesi dalam mengimplementasikan prosedur pencegahan yang tepat. Beberapa faktor yang berperan dalam perilaku pencegahan meliputi persepsi terhadap kerentanannya (perceived susceptibility), keparahan cedera (perceived severity), serta manfaat dan hambatan dari tindakan preventif yang dilakukan.
Desain penelitian merupakan penelitian survei kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah convenience sampling. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan risiko cedera anestesi berdasarkan teori HBM. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perilaku pencegahan yang dilakukan oleh perawat anestesi, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan menganalisis pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap perilaku pencegahan cedera anestesi. Pengumpulan data dengan kuesioner online. Teknik analisis menggunakan Partial Least Square (PLS). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik teoritis, seperti menguji hubungan antara berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan, maupun praktis, seperti memberikan masukan bagi organisasi profesi dalam merancang pelatihan atau sosialisasi yang dapat meningkatkan perilaku pencegahan cedera anestesi.