5466.2024 ROLE STRESSOR, JOB INSECURITY, LOCUS OF CONTROL DAN TURNOVER INTENTION DENGAN BURNOUT SEBAGAI PEMEDIASIROLE STRESSOR, JOB INSECURITY, LOCUS OF CONTROL DAN TURNOVER INTENTION DENGAN BURNOUT SEBAGAI PEMEDIASI
Abstract
Karyawan memiliki peran yang dibutuhkan perusahaan dalam mendukung pencapaian target yang telah ditetapkan. Karyawan pada setiap perusahaan tentunya mempunyai pandangan dan karakteristik yang berbeda-beda antara individu yang satu dengan yang lainnya (Widyanty & Prasetya,2023). Namun pencapaian tujuan perusahaan terkait dengan target tersebut mengalami kendala-kendala, baik kendala yang disebabkan faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal di sini dalah faktor dari sumber daya manusia yang dimiliki yakni karyawan berupa adanya niat dari karyawan untuk berpindah atau meninggalkan perusahaan.
Studi ini juga menguji peran burnout sebagai mediator pada pengaruh role stressor pada turnover intention. Tingkat burnout yang tinggi, yang ditandai dengan kelelahan emosional dan depersonalisasi, berkorelasi kuat dengan meningkatnya persepsi ketidakamanan kerja dan niat berpindah di kalangan karyawan. Ketika karyawan bergulat dengan tingkat stres yang meningkat, tuntutan kerja yang meningkat, dan ketidakpastian mengenai status pekerjaannya (Wicaksana,2024). Penelitian Wen et.al (2020), mengemukakan bahwa role stress memiliki dampak yang signifikan secara statistik terhadap kelelahan, yang mengarah pada niat berpindah. Burnout sepenuhnya memediasi hubungan antara stres peran dan niat berpindah, yaitu karyawan yang mengalami stres peran tidak akan segera mengundurkan diri kecuali mereka mengalami tingkat kelelahan yang tinggi. Penelitian ini berkontribusi pada literatur manajemen organisasi dengan mengkonfirmasi empat dimensi stres peran dan menunjukkan bagaimana stres peran berdampak pada niat berpindah karyawan (turnover intention).
Penelitian ini dilakukan pada perawat di rumah sakit, dimana diketahui bahwa secara umum jumlah perawat saat ini belum ideal apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk. Artinya bahwa kebutuhan akan perawat belum sesuai dengan pertumbuhan jumlah penduduk saat ini. Selain ketersediaan jumlah perawat, distribusi perawat yang tidak merata saat ini menjadi salah satu alasan bagi perawat untuk memiliki niat berpindah (turnover). Fenomena ini mendorong untuk memutuskan meninggalkan pekerjaannya dan mencari pekerjaan di perusahaan lain. Keinginan karyawan untuk keluar atau berpindah adalah salah satu tantangan sumber daya manusia yang dihadapi suatu organisasi dan sangat mengganggu efektivitas organisasi. Kondisi tersebut memberikan rujukan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang menentukan niat karyawan terkait dengan turnover, yang merupakan prediktor signifikan. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian lanjutan dengan judul : “Role Stressor, Job Insecurity, Locus of Control dan Turnover Intention Dengan Burnout Sebagai Pemediasi”.