5456.2024 HUBUNGAN KEBISINGAN MESIN LAS DIESEL LISTRIK TERHADAP GANGGUAN FUNGSI PENDENGARAN PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI KECAMATAN KARANGMALANG DAN KECAMATAN MASARAN, KABUPATEN SRAGEN
Abstract
Penelitian mengenai kebisingan di bengkel las di Kecamatan Karangmalang dan Kecamatan Sragen dilaksanakan pada bulan Januari hingga selesai. Dalam penelitian ini, sumber data primer diperoleh melalui pengukuran intensitas kebisingan menggunakan alat Sound Level Meter (SLM) dan pengukuran kemampuan pendengaran pekerja dengan menggunakan kuisioner. Selain itu, wawancara untuk observasi dan checklist di tempat kerja dilakukan, serta pembagian kuisioner yang diisi oleh pekerja yang terpapar kebisingan. Jenis penelitian ini kuantitatif dan rancangan penelitian dengan pendekatan Cross Sectional, dimana variabel bebas dan terikat diteliti pada saat yang bersamaan saat penelitian dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh kebisingan mesin las diesel listrik terhadap fungsi pendengaran pada pekerja bengkel las di Kecamatan Karangmalang dan Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berguna untuk perbaikan lingkungan kerja dan penerapan langkah-langkah perlindungan kesehatan pendengaran bagi pekerja di industri bengkel las. Sebagai data pendukung, digunakan data sekunder yang diperoleh dari peraturan-peraturan terkait kebisingan, serta buku, jurnal, dan literatur lainnya yang membantu sebagai bahan kepustakaan. Untuk pengukuran kebisingan, sampel yang digunakan mengacu pada metode proportional sampling, di mana rumus perhitungan sampel adalah jumlah bengkel di satu kecamatan dibagi dengan jumlah total bengkel, lalu dikali dengan jumlah bengkel yang ingin diukur kebisingannya. Sampel dipilih secara acak tanpa memperhitungkan strata dalam populasi. Berdasarkan perhitungan menggunakan metode ini, didapatkan hasil dengan pembulatan angka, yaitu sebanyak 3 bengkel yang akan diukur di Kecamatan Karangmalang dan 3 bengkel di Kecamatan Sragen, sehingga total sampel yang diukur adalah 6 bengkel las. Selanjutnya, untuk pengukuran gangguan pendengaran, digunakan metode total sampling dengan melibatkan 121 orang pekerja sebagai responden. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas lingkungan kerja dan kesehatan pendengaran pekerja di sektor bengkel las.