5437.2024 The effect of deep breathing relaxation techniques on pain in BPH patients at the emergency room of Diponegoro Dua Satu Hospital, Klaten
pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap nyeri pada pasien bph di igd rsu diponegoro dua satu klaten
Abstract
Benign Prostate Hyperplasia (BPH) atau hiperplasia prostat jinak merupakan gambaran histologi proliferasi sel stroma dan epitel pada prostat sehingga menyebabkan pembesaran prostat (Ginanjar et al, 2022). Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) adalah salah satu penyakit tersering pada pria lanjut usia dan penyebab utama dari gejala LUTS (Gejala Lower Urinary Tract) (Lim, 2017). LUTS adalah kumpulan gejala yang terdiri dari: a) gejala obstruksi (voiding), seperti pancaran urin yang lemah dan terputus (intermitensi) dan ketidakpuasan setelah berkemih; b) gejala iritasi (storage), seperti urgensi atau ketidakmampuan untuk menahan kencing, frekuensi berkemih yang meningkat terutama pada malam hari atau nokturia; dan c) gejala pasca berkemih, seperti menetes (dribbling) urin dan retensi urin (Mochtar et al, 2015).
Nyeri adalah suatu pengalaman yang tidak menyenangkan secara sensori atau emosional yang dapat terjadi karena kerusakan jaringan aktual atau potensial dan berlangsung kurang dari 3 bulan. Ada dua cara berbeda untuk menangani nyeri: terapi farmakologis dan non farmakologis. Terapi farmakologis melibatkan kerja sama dokter dan perawat untuk memberikan obat untuk mengurangi nyeri, seperti analgesik. Terapi non farmakologis 10 10 adalah upaya untuk mengurangi nyeri tanpa obat, seperti terapi relaksasi (Dewi & Astriani, 2018).
Teknik relaksasi nafas dalam adalah salah satu intervensi yang efektif yang telah terbukti dapat mengurangi intensitas nyeri (Amita et al, 2018). Teknik farmakologi dan nonfarmokologis dapat digunakan untuk mengurangi atau mengatasi nyeri. Teknik farmakologi dapat mencakup pemberian obat analgetik. Penulis akan menggunakan metode nonfarmakologis, yaitu terapi relaksasi nafas dalam, yang dapat mengurangi nyeri dengan meredakan ketegangan otot yang menyebabkan nyeri. Ini dapat dilakukan selama sepuluh hingga lima belas menit dengan posisi rileks, seperti duduk atau berbaring terlentang. Kemudian beritahu mereka untuk menghirup napas dalam, kemudian menghembuskan secara perlahan-lahan, dan merasakan udara mengalir ke paru-paru dari tangan dan kaki (Jatmiko, 2017).