5309.2024 MODEL SEPSIS TIKUS JANTAN INDUKSI E.Coli INTRAPERITONEAL
Abstract
Perjalanan klinis yang komplek pada sepsis serta banyaknya komorbid yang
diderita pasien menyulitkan penelitian terapi farmakologis, suportif, juga intervensi pada kasus sepsis. Pendekatan klinis baru dan intervensi untuk kasus sepsis sebagian besar dilakukan pada hewan coba. Model hewan yang benar-benar relevan secara klinis tampaknya menjadi salah satu hambatan utama dalam pengembangan terapi sepsis yang efektif. Penggunaan mencit atau tikus model sepsis praklinis merupakan metode yangpaling populer, karena dapat mengeksplorasi pentingnya peran substrat tertentu dalam
patogenesis sepsis (atau respons hewan septik untuk intervensi farmakologis).
Metode injeksi Lipopolisakardia (LPS) intra peritoneal untuk induksi hewan
coba sepsis tampaknya paling populer karena relatif mudah dalam pelaksanannya danlangsung memberikan efek. Akan tetapi tetapi model ini hanya tepat untuk proses sepsisakibat bakteri gram negatif. Proses infeksi akibat bakteri gram positif dipicu oleh superantigen, berbeda dengan LPS. Selain itu proses infeksi yang sesungguhnya dimulai dari invasi mikroorganisme melalui port the entry (oral, gastrointestinal,respirasi, saluran kemih, kulit, dll) meskipun kemudian bagian dari bakteri gram negatif yang menginduksi proses selanjutnya adalah LPS.
Alternatif induksi hewan coba sepsis lainnya adalah model induksi langsung
dengan bakteri hidup yang diberikan intra peritoneal. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dosis bakteri hidup yang diinjeksikan intra peritoneal untuk dapat menginduksi kondisi sepsis pada hewan coba. Bakteri hidup yang digunakan adalah E.Coli. Biomaker sepsis yang diukur secara serial setelah induksi adalah Neutrofil dan Procalcitonin. Kerusakan organ dinilai dengan pemeriksaan histopatologis jaringan hepar dan ginjal.