6015.2025 POTENSI PEWARNA ALAMI BAYAM MERAH (Amaranthus tricolor L.) METODE FREEZE-DRY PADA PEMERIKSAAN FESES TERKONFIRMASI HELMINTHIASIS
Abstract
ABSTRAK
Helminthiasis masih menjadi permasalahan kesehatan di negara berkembang, termasuk Indonesia, yang ditandai dengan tingginya prevalensi infeksi Soil Transmitted Helminths (STH). Pemeriksaan mikroskopis feses dengan pewarna eosin 2% merupakan metode standar dalam identifikasi telur cacing, namun memiliki keterbatasan seperti harga yang relatif mahal dan sifat kimia yang kurang ramah lingkungan. Bayam merah (Amaranthus tricolor L.) mengandung pigmen antosianin yang bersifat asam dan berpotensi menjadi pewarna alami alternatif. Penelitian ini bertujuan menilai efektivitas pewarna alami bayam merah hasil metode freeze dry dalam pewarnaan telur cacing pada feses terkonfirmasi helminthiasis, serta membandingkannya dengan eosin 2%. Penelitian menggunakan desain posttest only control group, dengan lima kelompok sampel: eosin 2% (kontrol positif), serbuk bayam merah konsentrasi 25%, 50%, 100%, dan aquades (kontrol negatif). Serbuk bayam merah diproses melalui pembekuan pada -20°C dan pengeringan beku (freeze dry) untuk menjaga stabilitas pigmen antosianin. Evaluasi meliputi intensitas warna, stabilitas, kejernihan, serta visualisasi struktur telur menggunakan skala Likert. Data dianalisis menggunakan uji Shapiro-Wilk, dilanjutkan ANOVA atau Kruskall-Wallis sesuai distribusi data. Penelitian diharapkan menghasilkan pewarna alami yang efektif, stabil, ramah lingkungan, dan dapat menjadi alternatif pengganti eosin pada pemeriksaan feses.