5994.2025 Hubungan Durasi Belajar dan Jarak Membaca terhadap Skor Gejala Dry Eyes pada Siswa SMA
Abstract
Latar Belakang:
Dry Eye Syndrome (mata kering) merupakan gangguan multifaktorial pada permukaan mata yang ditandai dengan ketidakstabilan film air mata dan inflamasi yang menyebabkan ketidaknyamanan, gangguan penglihatan, serta penurunan kualitas hidup. Peningkatan prevalensi mata kering kini tidak hanya terjadi pada usia dewasa, tetapi juga pada remaja akibat aktivitas belajar intensif dan penggunaan perangkat digital. Durasi belajar yang panjang dan jarak membaca yang terlalu dekat diduga berperan dalam munculnya gejala mata kering melalui mekanisme penurunan frekuensi kedipan dan ketegangan akomodasi mata.
Tujuan:
Mengetahui hubungan antara durasi belajar dan jarak membaca terhadap skor gejala dry eye pada siswa SMA Batik 1 Surakarta.
Metode:
Penelitian ini merupakan studi kuantitatif observasional analitik dengan desain cross-sectional. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2025/2026. Teknik sampling menggunakan stratified random sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 61 responden. Data dikumpulkan melalui kuesioner durasi belajar, pengukuran jarak membaca dengan pita ukur, serta INDO-DEQ-5 Questionnaire untuk menilai gejala mata kering. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat (uji t atau Wilcoxon), dan multivariat menggunakan regresi linier berganda dengan tingkat signifikansi p < 0,05.
Hasil yang Diharapkan:
Penelitian ini diharapkan menunjukkan adanya hubungan bermakna antara durasi belajar dan jarak membaca terhadap skor gejala dry eye, di mana semakin lama durasi belajar dan semakin dekat jarak membaca, maka skor gejala dry eye semakin tinggi.
Kesimpulan:
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dasar edukasi kesehatan mata bagi siswa serta memberikan kontribusi ilmiah dalam upaya pencegahan dry eye syndrome di kalangan remaja sekolah menengah.
Kata kunci: durasi belajar, jarak membaca, dry eye, siswa SMA, INDO-DEQ-5