5922.2025 HUBUNGAN JENIS KELAMIN DAN LUAS PERMUKAAN TUBUH TERHADAP RESTING HEART RATE PADA USIA DEWASA MUDA DI UNIVERSITAS SWASTA SURAKARTA

  • Shalsa Difa Permatasari Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abstract

   

Penyakit kardiovaskular masih menjadi penyebab kematian utama di dunia dan di Indonesia, dengan angka mortalitas yang terus meningkat setiap tahunnya. Upaya pencegahan dini melalui skrining faktor risiko sederhana menjadi langkah penting untuk menekan angka kejadian tersebut. Salah satu indikator fisiologis yang mudah diukur, ekonomis, dan memiliki nilai prediktif terhadap kesehatan jantung adalah Resting Heart Rate (RHR). RHR dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk jenis kelamin dan luas permukaan tubuh (Body Surface Area – BSA), yang keduanya berperan penting dalam mekanisme hemodinamik dan metabolisme tubuh. Perbedaan hormonal dan komposisi tubuh antara laki-laki dan perempuan serta variasi BSA diduga dapat memengaruhi perbedaan RHR antar individu. Namun, data penelitian lokal mengenai hubungan antara jenis kelamin, BSA, dan RHR pada populasi dewasa muda di Indonesia masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin dan luas permukaan tubuh terhadap Resting Heart Rate pada usia dewasa muda di Universitas Swasta Surakarta. Penelitian ini menggunakan desain analitik dengan pendekatan cross-sectional pada mahasiswa berusia 18–25 tahun yang memenuhi kriteria restriksi dan bersedia menjadi responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 106 responden. Data dikumpulkan melalui pengukuran tinggi badan, berat badan, dan RHR menggunakan oximeter fingertip, sedangkan perhitungan BSA dilakukan dengan rumus Mosteller. Analisis data dilakukan menggunakan SPSS melalui analisis univariat, bivariat dengan uji Chi-Square, serta multivariat dengan regresi logistik untuk menilai hubungan simultan antarvariabel. Penelitian ini diharapkan menunjukkan adanya hubungan signifikan antara jenis kelamin dan luas permukaan tubuh dengan RHR, di mana laki-laki diperkirakan memiliki RHR lebih rendah dibanding perempuan, dan individu dengan BSA lebih besar cenderung memiliki RHR lebih rendah karena peningkatan stroke volume dan efisiensi jantung yang lebih baik. Penelitian ini memiliki kebaruan karena mengombinasikan dua variabel fisiologis—jenis kelamin dan BSA—dalam menganalisis RHR pada populasi dewasa muda di Indonesia. Hasil penelitian diharapkan memberikan kontribusi terhadap pengembangan data normatif lokal, memperkaya literatur fisiologi kardiovaskular populasi muda, serta menjadi dasar bagi program edukasi dan skrining dini risiko penyakit jantung pada usia produktif. 

Published
2025-12-24
Section
B1 - Skripsi/Thesis/Desertasi dengan subyek uji manusia