5762.2025 Cross-cultural (Im)politeness Comprehension on Refusal Speech Act in the Context of Javanese Learners of English and Native Speakers of English

  • Mohammad Yafi Universitas Negeri Semarang

Abstract

Kompetensi pragmatik sangat penting dalam penguasaan bahasa kedua, terutama dalam memahami dan melakukan tindak tutur seperti penolakan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menjelaskan bagaimana JLE memahami ketidaksantunan dalam tindak tutur penolakan dibandingkan dengan NSE; (2) menjelaskan bagaimana JLE merespons ketidaksantunan dalam tindak tutur penolakan dibandingkan dengan NSE; (3) menjelaskan bagaimana JLE memperbaiki ketidaksantunan dalam tindak tutur penolakan dibandingkan dengan NSE; (4) menjelaskan faktor-faktor budaya penting yang mempengaruhi pemahaman ketidaksantunan dalam tindak tutur penolakan di kalangan JLE dibandingkan dengan NSE; (5) menjelaskan faktor budaya utama yang mempengaruhi respon ketidaksantunan dalam tindak tutur penolakan di kalangan JLE dibandingkan dengan NSE; (6) menjelaskan hubungan antara budaya, strategi ketidaksantunan, pemahaman ketidaksantunan, dan respon ketidaksantunan. Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama terkait penilaian tingkat ketidaksantunan dan respon terhadap ketidaksantunan, kuesioner skala respon tentang penilaian situasi penolakan akan didistribusikan untuk mengumpulkan data. Kemudian, dalam instrumen yang sama, akan didistribusikan juga kuesioner terbuka untuk mengumpulkan data respon terhadap penolakan tersebut. Wawancara Retrospective Verbal Reports (RVRs) secara semi-terstruktur akan digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian nomor tiga dan empat sehubungan dengan faktor budaya utama yang menjadi pertimbangan peserta dalam menilai tingkat ketidaksopanan serta tentang tanggapan mereka. Untuk menganalisis data dari pertanyaan penelitian pertama, distribusi keseluruhan peringkat ketidaksopanan akan dihitung melalui statistik deskriptif, yaitu dengan independent sample t-test pada tiap situasi yang telah dinilai dan direspon oleh pembelajar bahasa Inggris di Indonesia dan penutur jati Bahasa Inggris. Selanjutnya, untuk menjawab pertanyaan penelitian kedua, analisis konten akan dilakukan untuk menemukan pola respon terhadap ketidaksopanan yang diberikan oleh penutur jati Bahasa Inggris dan pembelajar Bahasa Inggris di Indonesia. Dalam menganalisis pertanyaan penelitian ketiga dan keempat, analisis tematik (Braun & Clarke, 2006) akan digunakan. Signifikansi dari penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang pembelajar Bahasa Inggris di Indonesia. Mereka didorong untuk dapat memahami setiap ujaran dalam situasi kehidupan nyata, terutama dalam konteks penolakan ketidaksopanan. Selain itu, penelitian ini juga memberikan implikasi pedagogis yang dapat dijadikan acuan dan pedoman untuk membuat desain kurikulum dalam pembelajaran bahasa Inggris. Untuk penelitian lebih lanjut, penelitian ini dapat menjadi dasar informasi aktual mengenai pemahaman pembelajar EFL terhadap ketidaksopanan strategi penolakan. Penelitian ini juga berimplikasi untuk menutup celah literature dalam pragmatika antar bahasa.

Published
2025-08-05
Section
B1 - Skripsi/Thesis/Desertasi dengan subyek uji manusia