5221.2024 PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN LATIHAN ZIG-ZAG RUN DAN SHUTTLE RUN TERHADAP KELINCAHAN PEMAIN FUTSAL

  • Ana Mustafiyah Fahri Poltekkes Kemenkes Surakarta

Abstract

Kelincahan merupakan salah satu komponen kesegaran motorik yang diperlukan untuk semua aktifitas yang membutuhkan kecepatan perubahan posisi tubuh dan bagian-bagiannya. Oleh karena itu untuk membentuk kelincahan, seorang diharuskan untuk sering bergerak aktif dengan berolahraga. Kelincahan adalah kemampuan tubuh atau bagian tubuh untuk mengubah arah gerakan secara mendadak dalam kecepatan yang tinggi. Misalnya mampu lari berkelak-kelok, lari bolak-balik dalam jarak dan waktu tertentu, atau kemampuan berkelit dengan tepat dengan posisi tetap berdiri dengan stabil. Komponen kelincahan ini erat kaitannya dengan komponen kecepatan dan koordinasi (Karyono, 2011). Pada pemain futsal, kelincahan memiliki peran yang cukup penting dalam memperoleh prestasi di dalam suatu pertandingan. Di dalam permainan futsal, kelincahan dibutuhkan untuk mengubah arah gerakan dengan cepat ketika mencari ruang untuk menerima bola dan memasukkan bola ke gawang lawan pada saat menyerang, mengubah arah gerakan dengan cepat ketika kembali ke posisi masing- masing. Sehingga dalam permainan futsal, kelincahan seseorang dipengaruhi oleh keseimbangan. Keseimbangan merupakan suatu bentuk latihan yang disesuaikan agar seseorang mampu untuk bergerak dengan cepat sambil merubah arah tanpa kehilangan keseimbangan tubuh. Latihan kelincahan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kelincahan adalah lari rintangan, lari berbelok-belok (zig-zag run) dan lari bolak-balik (shuttle run). Pada umumnya model latihan yang sering dijumpai dilapangan dengan menggunakan dua model latihan yaitu latihan zig-zag run dan latihan shuttle run.  Fisioterapi berperan dalam upaya peningkatan prestasi pemain dengan cara mengoptimalkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional sesuai hasil analisis kebutuhan jenis olahraga sehingga tercapai prestasi yang maksimal. Salah satu bentuk penanganan yang dilakukan oleh fisioterapi adalah dengan memberikan penambahan latihan untuk meningkatkan kemampuan agility yaitu dengan zig-zag run dan shuttle run. Berdasarkan dari berbagai latar belakang diatas, penulis berkeinginan untuk bisa membuka wawasan, meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya seorang fisioterapis dalam bidang olahraga. Waktu dan Tempat Penelitian: Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli tahun 2024 pada dua kelompok yang diambil di Lapangan Futsal Budi Langgeng di Ngemplak. Subjek Penelitian: Subjek penelitian diambil dari semua anggota UKM futsal Polkesta berjumlah 30 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Prosedur Penelitian: Tahap pertama, peneliti telah melaksanakan pre penelitian untuk mendapatkan biodata subjek penelitian dan membagikan inform concent kepada subjek tentang kesediaannya sebagai subjek penelitian serta persamaan persepsi antara peneliti, pelatih, dan asisten pelatih tentang tata cara pengambilan data dan pemberian latihan. Subjek perlakuan dibagi menjadi 2 (dua) kelompok dengan cara undian, nama masing-masing subjek penelitian ditulis dalam kertas dan di masukkan ke dalam satu wadah, kemudian diambil secara acak satu persatu untuk menentukan subjek yang masuk dalam kelompok zig-zag run atau kelompok shuttle run. Tahap kedua, dilakukan pre-test dengan alat ukur agility t test. Tahap ketiga, perlakuan berupa zig-zag run pada kelompok 1 dan shuttle run pada kelompok 2. Latihan ini dilakukan 8 minggu dengan frekuensi 2 kali seminggu atau 16 kali pertemuan. Tahap keempat, pelaksanaan post-test dilakukan setelah minggu keempat subjek penelitian pada kelompok 1 dan kelompok 2 mendapat perlakuan. Post-test dilakukan dengan prosedur pengukuran yang sama dengan pre-test.

Published
2024-04-01
Section
B2 - Penelitian mandiri dengan subyek uji manuasia